1. Guru
biasa hanya mendongeng, Guru baik menjelaskan, Guru Ulung memperagakan, dan
Guru masyhur mengilhami. (Kompas,
11-2-2004, Nugroho dalam buku Indonesia
Belajarlah, UNES-Tiara Wacana, 2007:310.
2. Guru
yang baik bukanlah guru yang amat pintar, melainkan mereka yang bisa memberikan
inspirasi kepada kita, mereka yang merangsang naluri yang sangat dasar dan
sangat penting dalam kehidupan kita, yakni : Rasa Ingin Tahu. (Jujun S.
Suriasumantri, Ilmu Dalam Prespektif,
YOI, 1999:40)
a. Apa
yang dapat Saudara renungkan dari statement nomor 1 dan 2 tersebut di atas?
b. Mengapa
demikian?
c. Bila
demikian, lalu bagaimana seharusnya praktek menjadi guru yang ideal ketika
dalam pembelajaran?
Dari
statement nomor 1 dapat saya renungkan dan simpulkan bahwa Guru biasa hanya
mendongeng, Guru baik menjelaskan, Guru ulung memperagakan, dan Guru masyhur
mengilhami adalah termasuk tipe-tipe atau kategori-kategori dari seorang Guru. Mengapa
demikian? Karena tidak semua guru dalam pekerjaannya sebagai pengajar melakukan hal itu semua,
tidak semua guru mendongeng, menjelaskan, memperagakan dan sekaligus
mengilhami. Kadang-kadang, guru selama di dalam kelas hanya sekedar menjelaskan
saja tidak pernah memperagakan atau bahkan selama mengajar muridnya hanya
sekedar mendongeng saja. Menurut saya itu adalah kategori atau tipe-tipe guru
dalam mengajar. Apabila guru dalam setiap mengajar muridnya tidak selalu
menjelaskan, mendongeng tapi juga memperagakan serta mengilhami, itu merupakan guru yang hebat.
Dari
statement nomor 2 dapat saya renungkan dan simpulkan bahwa memang benar, Guru
yang baik rata-rata bukanlah guru yang amat pintar, melainkan guru yang bisa memberikan
inspirasi dan motivasi bagi siswanya. Mengapa demikian? Karena menurut saya dan
sering saya jumpai Guru yang baik
sebenarnya bukan guru yang amat pintar, melainkan mereka bisa menjadi
inspirasi, motivator, fasilitator, bisa membangun hubungan yang baik dan selalu memberikan contoh atau dampak yang
positif bagi siswanya. Asalkan guru tersebut bisa menjadi panutan dan bisa
menginspirasi siswanya ke arah atau hal-hal yang positif, menurut saya sudah
merupakan guru yang baik tanpa harus pintar, karena menurut saya apabila
seseorang sudah menjadi seorang guru sudah pasti mereka adalah seorang yang
pintar.
Menurut
Undang-undang Nomor 14 Tahun 2006 tentang Guru dan Dosen, Bab 1 pasal 1
menjelaskan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta
didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar,
dan pendidikan menengah. (Sanjaya, Wina, Penelitian
Tindakan Kelas, Jakarta:Kencana Prenada Media Group,2009), hlm. 3.
Berdasarkan
undang-undang tersebut, ada dua hal yang perlu digaris bawahi. Pertama, Guru adalah jabatan profesional,
yakni jabatan yang hanya dapat dilakukan oleh orang-orang yang memiliki latar
belakang akademik keguruan. Dengan demikian, tidak setiap orang dapat menjadi guru
profesional. Kedua, tugas guru yang
profesional itu adalah mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai, dan mengevaluasi. Dengan demikian, melalui tugas yang begitu berat
itu, keberhasilan pembentukan peserta didik atau pembentukan generasi menusia
ada di pundak guru.
Dari
isi undang-undang tersebut, maka jelas guru yang profesional perlu memiliki
kemahiran dalam melaksanakan tugasnya sebagai guru, yakni mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Mendidik adalah membentuk pribadi
manusia secara utuh, dengan demikian guru dituntut untuk mampu membentuk
pribadi manusia sesuai dengan filsafat atau pandangan hidup masyarakatnya. Hal
ini tentu saja dapat diperankan oleh guru, manakala guru itu sendiri memahami
dan menghayati pandangan hidup atau filsafat bangsanya sendiri, sehingga guru
adalah model bagi siswanya dalam berperilaku di masyarakat. Mengajar adalah membentuk siswa yang
memiliki kemampuan intelektual yang tinggi dengan demikian, setiap guru harus
mampu memahami bahan pelajaran yang dapat membentuk kecerdasan intelektual
siswa. Membimbing adalah proses
mengarahkan siswa sesuai dengan potensi yang dimilikinya baik berkaitan dengan
minat dan bakat seseorang. Dengan demikian, guru dituntut jeli terhadap faktor
perkembangan siswa. Melatih adalah
proses menanamkan keterampilan sehingga setiap siswa memiliki kemampuan memadai
sebagai bekal hidup di masyarakat. Kemampuan menilai dan mengevaluasi adalah kemampuan untuk melihat ketercapaian
upaya-upaya di atas. Selanjutnya kemampuan dalam bidang apa saja yang harus
dimiliki guru agar berhasil melaksanakan tugasnya, yakni mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik.
(Sanjaya, Wina, Penelitian Tindakan Kelas,
Jakarta:Kencana Prenada Media Group,2009), hlm. 4.
Menurut
buku “Masa Depan Pendidikan Nasional” karya Cyprianus Aoer menyatakan bahwa
guru yang ideal adalah mereka yang bekerja dengan disiplin dan penuh tanggung
jawab. Mereka dituntut untuk meningkatkan mutu pendidikan. Mereka juga dituntut
masuk tepat pada jam kerjanya. Proses
belajar mengajar di sekolah tidak bisa di tunda. Mereka diminta
menanamkan nilai kepada anak didik,sejalan dengan memberikan teladan hidup.
Padahal, kita mengetahui bahwa tugas membina dan mendidik , bukan monopoli guru
dan sekolah, tetapi sebenarnya juga
tanggung jawab masyarakat dan terutama orang tua.
Menurut
buku “Percikan Perjuangan Guru” karya
Prof Dr. H. Mohamad Surya menyatakan bahwa, Guru profesional adalah guru yang
memiliki keahlian, tanggung jawab, dan rasa kesejawatan yang didukung oleh
etika profesi yang kuat. Untuk itu hendaknya para guru telah memiliki
kualifikasi kompetensi yang memadai yang meliputi kompetensi intelektual,
social, spiritual, pribadi, moral dan profesional.
Menurut Anies Baswedan,
Ph.D, rektor Universitas Paramadina dalam sebuah kata pengantarnya, seorang
guru mesti menguasai dua konsep dasar, yaitu kepengajaran (pedagogi) dan
kepemimpinan. Guru harus mengerti dan bisa mempraktikkan konsep pedagogi yang
efektif agar tujuan pendidikan tercapai. Namun tak dapat dimungkiri bahwa
kondisi tiap zaman berbeda. Begitu pula kondisi tiap daerah. Banyak sekali
faktor yang berpengarh pada keberhasilan pendidikan. Guru saat ini haruslah
senantiasa up-to-date terhadap perkembangan ilmu pedagogi. Konsep lain yang
penting adalah kepemimpinan. Guru adalah pemimpin di kelas bagi para muridnya.
Guru mesti memberikan contoh yang baik kepada para muridnya. Akhlak guru
memancar menjadi inspirasi pembentukan karakter murid-murid. Tidak hanya
demikian, guru juga harus bisa memberikan motivasi kepada para muridnya di
dalam kelas. Hal yang penting lagi bagi guru, menurut Anis Baswedan, Ph.D,
adalah bahwa guru itu harus senantiasa belajar untuk meningkatkan kualitas
dirinya
Di
bawah ini beberapa karakteristik yang di harapkan agar bisa menjadi seorang
guru yang ideal adalah :
1. Pertama,
guru harus mempunyai semangat juang yang
tinggi disertai kualitas keimanan dan ketakwaan yang mantap.
2. Kedua,
guru yang mampu mewujudkan dirinya dalam keterkaitan dan padanan dengan tuntuan
lingkungan dan perkembangan iptek.
3. Ketiga,
guru yang mampu belajar dan bekerja sama dengan profesi lain.
4. Keempat,
guru yang mempunyai etos kerja yang kuat.
5. Kelima,
guru yang memiliki kejelasan dan kepastian pengembangan jenjang karir.
6. Keenam,
guru yang berjiwa profesionalisme tinggi.
7. Ketujuh,
guru yang memiliki kesejahteraan lahir dan bathin, material dan non-material.
8. Kedelapan,
guru yang memiliki wawasan masa depan.
9. Kesembilan,
guru yang mampu melaksanakan fungsi dan peranannya secara terpadu. (Mohamad
Surya, Percikan Perjuangan Guru,
Semarang :Aneka Ilmu, juli 2003) hlm. 236-238.
Karakteristik
di atas memang perlu dimiliki oleh seorang guru, dan menerapkannya dalam
pembelajaran. Namun tidak sedikit guru yang memang sudah memiliki
karakteristik-karakteristik di atas tapi tidak menerapkannya dalam
pembelajaran. Berikut adalah sejumlah kemampuan yang harus dimiliki oleh guru
untuk menjamin kualitas pembelajaran, di antaranya :
1. Kemampuan
untuk membuka dan menutup pelajaran, yakni kemampuan untuk mengkondisikan agar
siswa siap untuk belajar dan kemampuan untuk menyimpan informasi dalam memori
siswa.
2. Kemampuan
mengembangkan variasi stimulus, yakni kemampuan agar siswa memiliki konsentrasi
penuh selama proses pembelajaran berlangsung.
3. Kemampuan
bertanya, yakni kemampuan dasar untuk mengajak siswa berpikir, mengeluarkan ide
dan gagasan yang orisinal melalui bahasa lisan.
4. Kemampuan
guru untuk menyampaikan materi pelajaran melalui bahasa yang komunikatif dan
mudah dimengerti oleh siswa.
5. Kemampuan
guru untuk memberikan reinforcement,
yakni kemampuan untuk memberikan penguatan terhadap respon siswa, baik reinforcement dengan bahasa (verbal reinforcement), maupun reinforcement dengan isyarat (gestural reinforcement), dan
6. Kemampuan
menggunakan berbagai media pembelajaran baik media pembelajaran sederhana
maupun media elektronik sesuai dengan perkembangan dan kemajuan alat-alat
teknologi. (Sanjaya, Wina, Penelitian
Tindakan Kelas, Jakarta:Kencana Prenada Media Group,2009), hlm. 11-12.
Ada empat kemampuan lain secara umum (general areas of teacher competence)
yang harus dimiliki guru yakni : pemahaman tentang teori belajar dan perilaku
siswa, pemahaman tentang materi atau bahan ajar dan perilaku siswa; pemahaman
tentang berbagai sikap, misalnya sikap terhadap profesi terhadap profesi guru
itu sendiri, sikap guru terhadap siswa sikap guru terhadap teman sejawat dan
terhadap orang tua, serta sikap guru terhadap materi pelajaran yang akan
diajarkan; pemahaman tentang materi atau bahan ajar yang harus disampaikan;
kemampuan tentang berbagai keterampilan mengajar. Berkaitan dengan hal itu,
maka guru harus berperan dalam mengambil berbagai keputusan yakni keputusan
dalam hal perencanaan, implementasi, dan evaluasi pembelajaran. Untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran, melakukan penelitian tindakan kelas
merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru profesional. Untuk
dapat melaksanakannya perlu didukung oleh kondisi yang kondusif baik kondisi
gurunya sendiri maupun kondisi pimpinan sekolah. (Sanjaya, Wina, Penelitian Tindakan Kelas,
Jakarta:Kencana Prenada Media Group,2009), hlm. 20-21.
Prinsip-prinsip umum yang harus dimiliki
oleh seorang guru dalam proses pembelajaran, antara lain :
1. Mengajar
harus berdasarkan pengalaman yang sudah dimiliki siswa.
2. Pengetahuan
dan keterampilan yang diajarkan harus bersifat praktis.
3. Mengajar
harus memperhatikan perbedaan individual setiap siswa.
4. Kesiapan
(readiness) dalam belajar sangat penting dijadikan landasan dalam mengajar.
5. Tujuan
pengajaran harus diketahui siswa.
6. Mengajar
harus mengikuti prinsip psikologis tentang belajar. (Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran, Jakarta: Bumi
Angkasa, Mei 2006) hlm. 7.
Dari
beberapa penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa menjadi guru yang ideal
dalam proses pembelajaran harus mempunyai dan memperhatikan hal-hal berikut :
·
Seorang guru harus benar-benar menguasai materi dengan baik yang
akan diajarkan. banyak hal cara bagaimana kita menyiapkan materi supaya anak
didik kita mengerti sekaligus faham materi yang kita sampaikan.
·
Gunakan bahasa, cara, metode yang sederhana supaya anak didik anda
cepat memahaminya.
·
Seorang guru harus bisa menjadi panutan, contoh, motivator,
fasilitator, dan bisa mengarahkan
siswanya.
·
Seorang guru dalam proses pembelajaran diharapkan tidak hanya
sekedar menjelaskan materi atau mendongeng saja tapi bisa memperagakan dan
mengilhami.
·
Seorang
guru haruslah disiplin dan penuh tanggung jawab. Mereka dituntut untuk
meningkatkan mutu pendidikan. Mereka juga dituntut masuk tepat pada jam kerjanya.
Proses belajar mengajar di sekolah tidak
bisa di tunda. Mereka diminta menanamkan nilai kepada anak didik,sejalan dengan
memberikan teladan hidup.
·
Menjadi pendengar yang aktif, Mendengarkan secara aktif menunjukkan bahwa guru benar-benar
mencoba untuk memahami secara verbal dan nonverbal pesan yang disampaikan,
merasakan perasaan, dan pikiran. Menjadikan siswa yakin dan merasa dihargai
bahwa apa yang mereka sampaikan mendapatkan perhatian.
·
Jadilah proaktif dan berkomunikasi secara jelas dan singkat
Banyak guru berusaha untuk menyampaikan banyak informasi pada satu waktu,
tetapi itu akan membuat siswa kelebihan beban informasi, kewalahan, dan
sulit mencerna. Maka itu, seorang guru selaiknya melakukan komunikasi yang
rutin, singkat, dan terfokus dengan siswanya. Sebab, tidak semuanya harus
diselesaikan dalam satu diskusi.
·
Mampu menghidupkan suasana kelas. Disinilah kesulitan para
pengajar. Mengapa sulit dikarenakan beragam watak dari sang murid.
·
SERSAN (SERius tapi SANtai). Pembelajaran di harapkan jangan
terlalu serius dan jangan terlalu santai (suasana kelas). Jadi ketika kita
mengajar beri sedikit guyonan yang tujuannya supaya mereka tidak jenuh dengan
pelajaran yang kita ajarkan waktu itu.
·
Seorang guru haruslah mempunyai
keikhlasan dalam mengajar dan belajar. Guru yang punya keyakinan bahwa target
pekerjaannya adalah membuat para siswa berhasil memahami materi-materi yang
diajarkan. Guru yang ikhlas akan berintrospeksi apabila ada siswa yang tidak
memahami materi ajar. Guru yang berusaha meluangkan waktu untuk belajar sebab
mereka sadar, profesi guru tidak boleh berhenti untuk belajar. Memiliki
karakter yang mulia, budi pekerti, moral, dan etika yang luhur, serta memiliki
kompetensi yang berkualitas.
Daftar Pustaka
Uno, B Hamzah. 2006. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Angkasa
Surya, Mohamad. 2003. Percikan Perjuangan Guru. Semarang : Aneka Ilmu
Sanjaya, Wina. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Kencana Prenada Media Group
Aoer, Cyprianus. 2005. Masa Depan Pendidikan Nasional. Jakarta : Center for Poverty
Studies