Just the way I am..

Menjadi Guru untuk Diri Sendiri, Keluarga dan Orang Lain..
Just the way I am..

Minggu, 13 Mei 2012

Tugas Profesi Pendidikan..

1. Guru biasa hanya mendongeng, Guru baik menjelaskan, Guru Ulung memperagakan, dan Guru masyhur mengilhami. (Kompas, 11-2-2004, Nugroho dalam buku Indonesia Belajarlah, UNES-Tiara Wacana, 2007:310.
2. Guru yang baik bukanlah guru yang amat pintar, melainkan mereka yang bisa memberikan inspirasi kepada kita, mereka yang merangsang naluri yang sangat dasar dan sangat penting dalam kehidupan kita, yakni : Rasa Ingin Tahu. (Jujun S. Suriasumantri, Ilmu Dalam Prespektif, YOI, 1999:40)

a.    Apa yang dapat Saudara renungkan dari statement nomor 1 dan 2 tersebut di atas?
b.    Mengapa demikian?
c.    Bila demikian, lalu bagaimana seharusnya praktek menjadi guru yang ideal ketika dalam pembelajaran?

Dari statement nomor 1 dapat saya renungkan dan simpulkan bahwa Guru biasa hanya mendongeng, Guru baik menjelaskan, Guru ulung memperagakan, dan Guru masyhur mengilhami adalah termasuk tipe-tipe  atau kategori-kategori dari seorang Guru. Mengapa demikian? Karena tidak semua guru dalam pekerjaannya  sebagai pengajar melakukan hal itu semua, tidak semua guru mendongeng, menjelaskan, memperagakan dan sekaligus mengilhami. Kadang-kadang, guru selama di dalam kelas hanya sekedar menjelaskan saja tidak pernah memperagakan atau bahkan selama mengajar muridnya hanya sekedar mendongeng saja. Menurut saya itu adalah kategori atau tipe-tipe guru dalam mengajar. Apabila guru dalam setiap mengajar muridnya tidak selalu menjelaskan, mendongeng tapi juga memperagakan serta mengilhami, itu  merupakan guru yang hebat.
Dari statement nomor 2 dapat saya renungkan dan simpulkan bahwa memang benar, Guru yang baik rata-rata bukanlah guru yang amat pintar, melainkan guru yang bisa memberikan inspirasi dan motivasi bagi siswanya. Mengapa demikian? Karena menurut saya dan sering saya jumpai Guru yang baik  sebenarnya bukan guru yang amat pintar, melainkan mereka bisa menjadi inspirasi, motivator, fasilitator, bisa membangun hubungan yang baik  dan selalu memberikan contoh atau dampak yang positif bagi siswanya. Asalkan guru tersebut bisa menjadi panutan dan bisa menginspirasi siswanya ke arah atau hal-hal yang positif, menurut saya sudah merupakan guru yang baik tanpa harus pintar, karena menurut saya apabila seseorang sudah menjadi seorang guru sudah pasti mereka adalah seorang yang pintar.
Menurut Undang-undang Nomor 14 Tahun 2006 tentang Guru dan Dosen, Bab 1 pasal 1 menjelaskan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. (Sanjaya, Wina, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta:Kencana Prenada Media Group,2009), hlm. 3.
Berdasarkan undang-undang tersebut, ada dua hal yang perlu digaris bawahi. Pertama, Guru adalah jabatan profesional, yakni jabatan yang hanya dapat dilakukan oleh orang-orang yang memiliki latar belakang akademik keguruan. Dengan demikian, tidak setiap orang dapat menjadi guru profesional. Kedua, tugas guru yang profesional itu adalah mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi. Dengan demikian, melalui tugas yang begitu berat itu, keberhasilan pembentukan peserta didik atau pembentukan generasi menusia ada di pundak guru.
Dari isi undang-undang tersebut, maka jelas guru yang profesional perlu memiliki kemahiran dalam melaksanakan tugasnya sebagai guru, yakni mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Mendidik adalah membentuk pribadi manusia secara utuh, dengan demikian guru dituntut untuk mampu membentuk pribadi manusia sesuai dengan filsafat atau pandangan hidup masyarakatnya. Hal ini tentu saja dapat diperankan oleh guru, manakala guru itu sendiri memahami dan menghayati pandangan hidup atau filsafat bangsanya sendiri, sehingga guru adalah model bagi siswanya dalam berperilaku di masyarakat. Mengajar adalah membentuk siswa yang memiliki kemampuan intelektual yang tinggi dengan demikian, setiap guru harus mampu memahami bahan pelajaran yang dapat membentuk kecerdasan intelektual siswa. Membimbing adalah proses mengarahkan siswa sesuai dengan potensi yang dimilikinya baik berkaitan dengan minat dan bakat seseorang. Dengan demikian, guru dituntut jeli terhadap faktor perkembangan siswa. Melatih adalah proses menanamkan keterampilan sehingga setiap siswa memiliki kemampuan memadai sebagai bekal hidup di masyarakat. Kemampuan menilai dan mengevaluasi adalah kemampuan untuk melihat ketercapaian upaya-upaya di atas. Selanjutnya kemampuan dalam bidang apa saja yang harus dimiliki guru agar berhasil melaksanakan tugasnya, yakni mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. (Sanjaya, Wina, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta:Kencana Prenada Media Group,2009), hlm. 4.
Menurut buku “Masa Depan Pendidikan Nasional” karya Cyprianus Aoer menyatakan bahwa guru yang ideal adalah mereka yang bekerja dengan disiplin dan penuh tanggung jawab. Mereka dituntut untuk meningkatkan mutu pendidikan. Mereka juga dituntut masuk tepat pada jam kerjanya. Proses  belajar mengajar di sekolah tidak bisa di tunda. Mereka diminta menanamkan nilai kepada anak didik,sejalan dengan memberikan teladan hidup. Padahal, kita mengetahui bahwa tugas membina dan mendidik , bukan monopoli guru dan sekolah, tetapi  sebenarnya juga tanggung jawab masyarakat dan terutama orang tua.
Menurut buku “Percikan Perjuangan Guru”  karya Prof Dr. H. Mohamad Surya menyatakan bahwa, Guru profesional adalah guru yang memiliki keahlian, tanggung jawab, dan rasa kesejawatan yang didukung oleh etika profesi yang kuat. Untuk itu hendaknya para guru telah memiliki kualifikasi kompetensi yang memadai yang meliputi kompetensi intelektual, social, spiritual, pribadi, moral dan profesional.
Menurut Anies Baswedan, Ph.D, rektor Universitas Paramadina dalam sebuah kata pengantarnya, seorang guru mesti menguasai dua konsep dasar, yaitu kepengajaran (pedagogi) dan kepemimpinan. Guru harus mengerti dan bisa mempraktikkan konsep pedagogi yang efektif agar tujuan pendidikan tercapai. Namun tak dapat dimungkiri bahwa kondisi tiap zaman berbeda. Begitu pula kondisi tiap daerah. Banyak sekali faktor yang berpengarh pada keberhasilan pendidikan. Guru saat ini haruslah senantiasa up-to-date terhadap perkembangan ilmu pedagogi. Konsep lain yang penting adalah kepemimpinan. Guru adalah pemimpin di kelas bagi para muridnya. Guru mesti memberikan contoh yang baik kepada para muridnya. Akhlak guru memancar menjadi inspirasi pembentukan karakter murid-murid. Tidak hanya demikian, guru juga harus bisa memberikan motivasi kepada para muridnya di dalam kelas. Hal yang penting lagi bagi guru, menurut Anis Baswedan, Ph.D, adalah bahwa guru itu harus senantiasa belajar untuk meningkatkan kualitas dirinya
Di bawah ini beberapa karakteristik yang di harapkan agar bisa menjadi seorang guru yang ideal adalah :
1.    Pertama, guru harus mempunyai  semangat juang yang tinggi disertai kualitas keimanan dan ketakwaan yang mantap.
2.    Kedua, guru yang mampu mewujudkan dirinya dalam keterkaitan dan padanan dengan tuntuan lingkungan dan perkembangan iptek.
3.    Ketiga, guru yang mampu belajar dan bekerja sama dengan profesi lain.
4.    Keempat, guru yang mempunyai etos kerja yang kuat.
5.    Kelima, guru yang memiliki kejelasan dan kepastian pengembangan jenjang karir.
6.    Keenam, guru yang berjiwa profesionalisme tinggi.
7.    Ketujuh, guru yang memiliki kesejahteraan lahir dan bathin, material dan non-material.
8.    Kedelapan, guru yang memiliki wawasan masa depan.
9.    Kesembilan, guru yang mampu melaksanakan fungsi dan peranannya secara terpadu. (Mohamad Surya, Percikan Perjuangan Guru, Semarang :Aneka Ilmu, juli 2003) hlm. 236-238.
Karakteristik di atas memang perlu dimiliki oleh seorang guru, dan menerapkannya dalam pembelajaran. Namun tidak sedikit guru yang memang sudah memiliki karakteristik-karakteristik di atas tapi tidak menerapkannya dalam pembelajaran. Berikut adalah sejumlah kemampuan yang harus dimiliki oleh guru untuk menjamin kualitas pembelajaran, di antaranya :
1.    Kemampuan untuk membuka dan menutup pelajaran, yakni kemampuan untuk mengkondisikan agar siswa siap untuk belajar dan kemampuan untuk menyimpan informasi dalam memori siswa.
2.    Kemampuan mengembangkan variasi stimulus, yakni kemampuan agar siswa memiliki konsentrasi penuh selama proses pembelajaran berlangsung.
3.    Kemampuan bertanya, yakni kemampuan dasar untuk mengajak siswa berpikir, mengeluarkan ide dan gagasan yang orisinal melalui bahasa lisan.
4.    Kemampuan guru untuk menyampaikan materi pelajaran melalui bahasa yang komunikatif dan mudah dimengerti oleh siswa.
5.    Kemampuan guru untuk memberikan reinforcement, yakni kemampuan untuk memberikan penguatan terhadap respon siswa, baik reinforcement dengan bahasa (verbal reinforcement), maupun reinforcement dengan isyarat (gestural reinforcement), dan
6.    Kemampuan menggunakan berbagai media pembelajaran baik media pembelajaran sederhana maupun media elektronik sesuai dengan perkembangan dan kemajuan alat-alat teknologi. (Sanjaya, Wina, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta:Kencana Prenada Media Group,2009), hlm. 11-12.
Ada empat kemampuan lain secara umum (general areas of teacher competence) yang harus dimiliki guru yakni : pemahaman tentang teori belajar dan perilaku siswa, pemahaman tentang materi atau bahan ajar dan perilaku siswa; pemahaman tentang berbagai sikap, misalnya sikap terhadap profesi terhadap profesi guru itu sendiri, sikap guru terhadap siswa sikap guru terhadap teman sejawat dan terhadap orang tua, serta sikap guru terhadap materi pelajaran yang akan diajarkan; pemahaman tentang materi atau bahan ajar yang harus disampaikan; kemampuan tentang berbagai keterampilan mengajar. Berkaitan dengan hal itu, maka guru harus berperan dalam mengambil berbagai keputusan yakni keputusan dalam hal perencanaan, implementasi, dan evaluasi pembelajaran. Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, melakukan penelitian tindakan kelas merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru profesional. Untuk dapat melaksanakannya perlu didukung oleh kondisi yang kondusif baik kondisi gurunya sendiri maupun kondisi pimpinan sekolah. (Sanjaya, Wina, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta:Kencana Prenada Media Group,2009), hlm. 20-21.
      Prinsip-prinsip umum yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam proses pembelajaran, antara lain :
1.    Mengajar harus berdasarkan pengalaman yang sudah dimiliki siswa.
2.    Pengetahuan dan keterampilan yang diajarkan harus bersifat praktis.
3.    Mengajar harus memperhatikan perbedaan individual setiap siswa.
4.    Kesiapan (readiness) dalam belajar sangat penting dijadikan landasan dalam mengajar.
5.    Tujuan pengajaran harus diketahui siswa.
6.    Mengajar harus mengikuti prinsip psikologis tentang belajar. (Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Angkasa, Mei 2006) hlm. 7.
Dari beberapa penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa menjadi guru yang ideal dalam proses pembelajaran harus mempunyai dan memperhatikan hal-hal berikut :
·         Seorang guru harus benar-benar menguasai materi dengan baik yang akan diajarkan. banyak hal cara bagaimana kita menyiapkan materi supaya anak didik kita mengerti sekaligus faham materi yang kita sampaikan.
·         Gunakan bahasa, cara, metode yang sederhana supaya anak didik anda cepat memahaminya.
·         Seorang guru harus bisa menjadi panutan, contoh, motivator, fasilitator, dan bisa mengarahkan  siswanya.
·         Seorang guru dalam proses pembelajaran diharapkan tidak hanya sekedar menjelaskan materi atau mendongeng saja tapi bisa memperagakan dan mengilhami.
·         Seorang  guru haruslah disiplin dan penuh tanggung jawab. Mereka dituntut untuk meningkatkan mutu pendidikan. Mereka juga dituntut masuk tepat pada jam kerjanya. Proses  belajar mengajar di sekolah tidak bisa di tunda. Mereka diminta menanamkan nilai kepada anak didik,sejalan dengan memberikan teladan hidup.
·         Menjadi pendengar yang aktif, Mendengarkan secara aktif menunjukkan bahwa guru benar-benar mencoba untuk memahami secara verbal dan nonverbal pesan yang disampaikan, merasakan perasaan, dan pikiran. Menjadikan siswa yakin dan merasa dihargai bahwa apa yang mereka sampaikan mendapatkan perhatian.
·         Jadilah proaktif dan berkomunikasi secara jelas dan singkat
Banyak guru berusaha untuk menyampaikan banyak informasi pada satu waktu, tetapi itu akan membuat  siswa kelebihan beban informasi, kewalahan, dan sulit mencerna. Maka itu, seorang guru selaiknya melakukan komunikasi yang rutin, singkat, dan terfokus dengan siswanya. Sebab, tidak semuanya harus diselesaikan dalam satu diskusi.
·         Mampu menghidupkan suasana kelas. Disinilah kesulitan para pengajar. Mengapa sulit dikarenakan beragam watak dari sang murid.
·         SERSAN (SERius tapi SANtai). Pembelajaran di harapkan jangan terlalu serius dan jangan terlalu santai (suasana kelas). Jadi ketika kita mengajar beri sedikit guyonan yang tujuannya supaya mereka tidak jenuh dengan pelajaran yang kita ajarkan waktu itu.
·         Seorang guru haruslah mempunyai keikhlasan dalam mengajar dan belajar. Guru yang punya keyakinan bahwa target pekerjaannya adalah membuat para siswa berhasil memahami materi-materi yang diajarkan. Guru yang ikhlas akan berintrospeksi apabila ada siswa yang tidak memahami materi ajar. Guru yang berusaha meluangkan waktu untuk belajar sebab mereka sadar, profesi guru tidak boleh berhenti untuk belajar. Memiliki karakter yang mulia, budi pekerti, moral, dan etika yang luhur, serta memiliki kompetensi yang berkualitas.




Daftar Pustaka

Uno, B Hamzah. 2006. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Angkasa
Surya, Mohamad. 2003. Percikan Perjuangan Guru. Semarang : Aneka Ilmu
Sanjaya, Wina. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Kencana Prenada Media Group
Aoer, Cyprianus. 2005. Masa Depan Pendidikan Nasional. Jakarta : Center for Poverty Studies


Tidak ada komentar:

Posting Komentar